Sempat jalan-jalan ke Kendal dan kemudian mampir ke dekat Pasar mBulu, Semarang. Pulangnya, sepakatan sama teman-teman mampir ke Pandanaran cari bandeng Presto sama lumpia. Terkenal dari Semarang..
Rasa sumuk yang luar biasa, harus ditahan dalam perjalanan Kendal-Karangayu-Kaliwung, Kintelan (mampir) sampai ke dekat Pasar mBulu. AC mobil kalah sama teriknya matahari dari kota "Pesona Asia 2007", Semarang..
Masalah paling berat adalah keluar dari dalam kompleks Perumahan menuju ke Pandanaran, karena masuknya juga mubeng-mubeng tanya kanan, tanya kiri, sehingga keluarnya menjadi perjuangan yang tidak kalah dahsyatnya. Lewat 'Pasar Maling' (Jl. Kokrosono Semarang), terus Indraprasta, baru sampai ke Tugu Muda dan Pandanaran. Kayaknya ada khasiatnya menjadi beginner dalam urusan cari-mencari jalan, karena ada istilah 'tuah dari lucky beginner.'.
Orang-orang di bangku belakang sibuk ngobrolin segala macam, karena juga nggak ngerti kalau sudah beberapa kali mubeng di jalan yang sama :) Sorry:)
Tapi semuanya terbalas ketika sampai di Pandanaran, di toko Darni (atau Darmi?, gak pasti :I) Yang pasti lumpia dan dawet di depannya enak banget. Kalau kesana gak ada ruginya mampir lagi. Mereka yang duduk di belakang langsung buyar keluar waktu tahu di situ pusatnya bandeng presto. Masing-masing pencar-pencar, tapi baliknya ke mobil sama-sama bawa dos isinya bandeng presto. (Dhasar kemaruk, bandeng satu dos itu kang gak habis dimakan sebulan, hehe..)..
Karena aku dianggap 'menguasai' daerah Semarang (aku pernah di sana 11 tahun), aku seneng juga kalau mereka puas belanja bandeng presto..
Usulan bagus untuk Pak Sukawi, kalau jalan Pandanaran ditambah pohonnya, pasti gak akan sumuk begitu waktu aku nunggu di mobil. Pas kebetulan aku belinya sedikit, aku balik ke mobil, mereka beloum datang. Nunggu di mobil jadi penderitaan besar karena sumuknya Semarang tanpa ada peneduh pohon di depan Bakery Darni, Jl. Pandanaran.