Senin, 27 Agustus 2007

Bandeng Presto Pandanaran


Sempat jalan-jalan ke Kendal dan kemudian mampir ke dekat Pasar mBulu, Semarang. Pulangnya, sepakatan sama teman-teman mampir ke Pandanaran cari bandeng Presto sama lumpia. Terkenal dari Semarang..


Rasa sumuk yang luar biasa, harus ditahan dalam perjalanan Kendal-Karangayu-Kaliwung, Kintelan (mampir) sampai ke dekat Pasar mBulu. AC mobil kalah sama teriknya matahari dari kota "Pesona Asia 2007", Semarang..


Masalah paling berat adalah keluar dari dalam kompleks Perumahan menuju ke Pandanaran, karena masuknya juga mubeng-mubeng tanya kanan, tanya kiri, sehingga keluarnya menjadi perjuangan yang tidak kalah dahsyatnya. Lewat 'Pasar Maling' (Jl. Kokrosono Semarang), terus Indraprasta, baru sampai ke Tugu Muda dan Pandanaran. Kayaknya ada khasiatnya menjadi beginner dalam urusan cari-mencari jalan, karena ada istilah 'tuah dari lucky beginner.'.


Orang-orang di bangku belakang sibuk ngobrolin segala macam, karena juga nggak ngerti kalau sudah beberapa kali mubeng di jalan yang sama :) Sorry:)
Tapi semuanya terbalas ketika sampai di Pandanaran, di toko Darni (atau Darmi?, gak pasti :I) Yang pasti lumpia dan dawet di depannya enak banget. Kalau kesana gak ada ruginya mampir lagi. Mereka yang duduk di belakang langsung buyar keluar waktu tahu di situ pusatnya bandeng presto. Masing-masing pencar-pencar, tapi baliknya ke mobil sama-sama bawa dos isinya bandeng presto. (Dhasar kemaruk, bandeng satu dos itu kang gak habis dimakan sebulan, hehe..)..


Karena aku dianggap 'menguasai' daerah Semarang (aku pernah di sana 11 tahun), aku seneng juga kalau mereka puas belanja bandeng presto..


Usulan bagus untuk Pak Sukawi, kalau jalan Pandanaran ditambah pohonnya, pasti gak akan sumuk begitu waktu aku nunggu di mobil. Pas kebetulan aku belinya sedikit, aku balik ke mobil, mereka beloum datang. Nunggu di mobil jadi penderitaan besar karena sumuknya Semarang tanpa ada peneduh pohon di depan Bakery Darni, Jl. Pandanaran.

Kamis, 23 Agustus 2007

Sinusitis Pengganggu


Tiba-tiba aku sakit kepala siang ini. Dari gejalanya, aku tahu bahwa sinusitisku sudah menyerang aku lagi. Musim kemarau begini, debu berterbangan dan suhu yang dingin di waktu malam membuat orang yang punya sinusitis terganggu berat.
Sebenarnya, ada sedikit pertolongan dengan 'kumur garam.' Ambil air hangat satu gelas, masukkan garam halus 1 sdm, aduk, lalu hirup ke dalam hidung. Tengadah sampai air yang sehirupan itu masuk ke bagian dalam hidung, lakukan terus beberapa kali. Lalu, berkumurlah dengan air garam itu, tetapi sambil tengadah agar air garam itu 'masuk' ke bagian tenggorokan.
Setelah selesai, rasanya lendir di dalam hidup menjadi cair, dan kemudian sedikit-sedikit air akan keluar dari hidung. Sediakan saputangan, karena kadangkala gak terasa, yang keluar cukup banyak.
Sudah beberapa hari aku gak kumur garam, kayaknya giliran nanti malam aku harus buat itu. Kalau tidak, aku harus siap-siap nahan sakit kepala sampai besok. Gak lah yawww!!

Rabu, 22 Agustus 2007

What's krainan stands for?



Sebenarnya, apa "krainan" itu? Dalam bahasa kami, "Krainan" itu berarti terlambat, kesiangan, dan lebih spesifik mengenai lambat bangun tidur. Sampai hari ini, kata ini masih lekat dalam hidupku, karena aku masih krainan sampai sekarang. Sampai-sampai aku ragu kalau jam 05.00 bisa terjadi dua kali sehari. Sudah lama sekali gak ketemu yang satunya, kecuali yang sore hari jam pulang ngantor itu.
Hubungannya dengan blog ini? Relevan banget. Sementara semua orang sudah nge-blog sejak dini hari, aku baru mulai. Krainan banget kan? Tapi gak apa. Biar krainan yang penting bangun, daripada yang masih belum bangun dan nge-blog sampai hari ini.