Kamis, 16 Juli 2009

Kangen Mendhoan

Sebel banget.
Tadi malam baru dapat telpon dari keponakan istriku yang tinggal di Jambi. Keponakan itu telpon ternyata dari Cilacap, dia lagi makan mendhoan dan dengan sengaja telpon, khusus untuk pameran kalau dia lagi makan mendhoan asli Cilacap. Gak nyangka sama sekali dia bisa makan mendhoan di bulan-bulan begini. Apalagi makan mendhoannya di Cilacap, langsung di sumbernya. Ternyata urut punya urut, mertuanya masih punya darah Cilacap. Dalam perjalanan wisata dari Jambi ke Banyuwangi, disempat-sempatkan mampir ke Cilacap, "Dekat pabrik semen," katanya.
Sehabis PILPRES kemarin, sebenarnya sudah kepengin banget pulang, untuk sekedar melihat kembali kampung halaman. Tetapi sibuk macam-macam sampai gak jadi. Telpon keponakan dan pameran mendhoan itu betul-betul membuat aku kepengin pulang dan menikmati satu atau dua potong mendhoan. Katanya ada bakul gorengan yang enak di dekat Pasar Kawunganten. Syukur kalau sempat makan mie ayam sama bakso di pasar Sitinggil, pasti jauh lebih ideal lagi. Kalau mau yang praktis, kunjungi Pak Lik di Sitinggil, pesen mandhoan, Bu Lik tahu dimana beli mendhoan yang enak banget.....
Mendhoan tampaknya tidak spesial, hanya sekedar tempe, tetapi sudah belasan tahun aku pergi dari Kawunganten, belum ada mendhoan yang bener-bener pas, taylor made. Di pasar Ungaran ada yang disebut mendhoan, tetapi sebenarnya hanya tempe goreng, yang cenderung agak keras. Di dekat plaza Batu, ada juga yang disebut mendhoan, BAMIKI, paling enak sekota Batu, tetapi juga belum bisa mengobati kangen sama mendhoan asli Kawunganten....
Ada liburan beberapa hari ke depan, mudah-mudahan bisa pulang dan makan mendhoan anget, asli Kawunganten...